• Pendahuluan


    Kalimantan adalah salah satu dari 5 pulau besar yang ada di Indonesia. Kalimantan terdiri atas suku Dayak, Banjar (Kalimantan Selatan) dan Melayu. Di kalangan suku Dayak satu dengan lainnya menumbuh-kembangkan kebudayaan tersendiri. Dengan kata lain, kebudayaan yang ditumbuh-kembangkan oleh Dayak-Iban tidak sama persis dengan kebudayaan yang ditumbuh-kembangkan Dayak-Punan dan seterusnya. Namun demikian, satu dengan lainnya mengenal atau memiliki senjata khas Dayak yang disebut sebagai mandau.

    Dalam kehidupan sehari-hari senjata ini tidak lepas dari pemiliknya. Artinya, kemanapun ia pergi mandau selalu dibawanya karena mandau juga berfungsi sebagai simbol seseorang (kehormatan dan jatidiri). Dahulu mandau dianggap memiliki unsur magis dan hanya digunakan dalam acara ritual tertentu seperti: perang, pengayauan, perlengkapan tarian adat, dan perlengkapan upacara.

    SLIDER
    Mandau.
    Sumber: Dokumentasi Direktorat Warisan dan Diplomasi Budaya

    Suku Dayak dengan senjata Mandaunya terkenal ahli dalam peperangan, mereka melawan bangsa-bangsa lain yang datang ke Pulau Kalimantan, termasuk bangsa Melayu dan Bangsa Austronesia, karena seringnya peperangan antar klan dan bangsa-bangsa yang datang ke Pulau Kalimantan, Pedang mandau menjadi terkenal dengan bilah senjatanya yang tajam dan digunakan untuk memenggal kepala musuh-musuhnya (adat Pengayauan suku Dayak) hingga para bangsa lainnya tidak berani memasuki daerah mereka. Hingga sampai dengan sekarang Mandau menjadi sebutan nama sebuah senjata adat asli Pulau Kalimantan. Mandau berasal dari asal kata "Man" salah satu suku di China bagian selatan dan "dao" yang berarti golok dalam bahasa China.

    Senjata tradisional Mandau ini terdiri dari dua bagian yaitu bilah dan sarung (yang disebut kumpang). Bagian bilah mandau berbentuk menyerupai tingang yang oleh masyarakat Suku Dayak dianggap sebagai burung suci. Sementara, kumpang terbuat dari kayu yang dilapisi tanduk rusa. Kumpang biasanya dihiasai oleh berbagai ukiran.

  • Indikator

    Tujuan Pembelajaran:

    Setelah mempelajari materi ini Anda diharapkan dapat:

      1. Mengetahui kisah sejarah senjata tradisional mandau
      2. Mengetahui asal daerah senjata tradisional mandau
      3. Mengetahui bagian-bagian senjata tradisional mandau dan fungsinya
      4. Mengetahui pengguna senjata tradisional mandau
      5. Mengetahui cara pembuatan dan bahan baku senjata tradisional mandau
  • Uraian Materi

    • 1
    • 2
    • 3
    • 4
    • 5
    • 6
    • 7
    • 8
    • Sejarah Senjata Tradisional Mandau

      Pada jaman dahulu jika terjadi peperangan, suku Dayak pada umumnya menggunakan senjata khas mereka yaitu Mandau. Mandau merupakan sebuah pusaka yang secara turun-temurun digunakan oleh suku Dayak dan dianggap sebagai sebuah benda keramat. Selain digunakan pada saat peperangan, Mandau juga biasanya dipakai oleh suku Dayak untuk menemani mereka dalam melakukan kegiatan keseharian mereka, seperti menebas atau memotong daging, tumbuh-tumbuhan, atau benda-benda lainnya yang perlu dipotong.

      SLIDER
      Mandau
      Sumber: http://indonesiana.merahputih.com

      Sejak zaman dulu masyarakat Dayak Tunjung sudah menggunakan berbagai macam peralatan dalam kehidupan sehari-hari seperti kampak, parang, pisau dan sebagainya. Pembuatan mandau pada masa dulunya masih berbentuk kasar dan lama kelamaan menjadi halus seiring dengan perkembangan zaman. Pembuatan ini merupakan tugas dari pandai-pandai besi (peneraat) yang membuatnya. Di masa lalu, fungsi mandau sebagai senjata masih sangat mononjol. Saat menghadapi perang antar-suku, mandau yang dibuat dari besi batu gunung memiliki peran utama dalam menghadapi musuh-musuh.

      Selanjutnya di sekitar tahun 1943-1945, mandau dipergunakan untuk menghadapi orang-orang Belanda dan Jepang yang melarikan diri dari Kalimantan Timur menuju Kalimantan Selatan. Di masyarakat Dayak Tunjung terdapat mandau-mandau yang sudah dipakai secara turun temurun, sehingga lebih dianggap sebagai benda pusaka atau harta warisan. Nilai kesaktian/kegaiban yang terkandung pada mandau-mandau tua seperti ini dianggap sangat tinggi. Karena di zaman dahulu mandau juga digunakan sebagai salah satu peralatan dalam praktik sihir (black magic). Selain dipercaya dapat memberikan firasat/petunjuk bagi pemiliknya, konon dahulu kala hanya mandau-mandau yang telah diisi dengan mantera-mantera saja yang mampu menaklukkan kekebalan musuh.

      SLIDER
      Mandau Dayak Tunjung
      Sumber: Dinas Kebudayaan dan Pariwisata

    • Asal Daerah Senjata Tradisional Mandau

      Mandau merupakan sebuah pusaka yang secara turun-temurun digunakan oleh suku Dayak dan dianggap sebagai sebuah benda keramat. Berikut ini beberapa daerah suku Dayak di Kalimantan.

      Peta suku Dayak di Kalimantan (Dayak Tunjung di Kabupaten Kutai Barat, Kalimantan Timur dan Dayak Lawangan di Kalimantan Tengah)


      Kelompok Suku Dayak, terbagi dalam sub-sub suku yang kurang lebih jumlahnya 405 sub (menurut J. U. Lontaan, 1975). Masing-masing sub suku Dayak di pulau Kalimantan mempunyai adat istiadat dan budaya yang mirip, merujuk kepada sosiologi kemasyarakatannya dan perbedaan adat istiadat, budaya, maupun bahasa yang khas. Masa lalu masyarakat yang kini disebut suku Dayak, mendiami daerah pesisir pantai dan sungai-sungai di tiap-tiap pemukiman mereka.

      Suku Dayak Kalimantan menurut seorang antropologi J.U. Lontaan, 1975 dalam Bukunya Hukum Adat dan Adat Istiadat Kalimantan Barat, terdiri dari 6 suku besar dan 405 sub suku kecil, yang menyebar di seluruh Kalimantan.

    • Bagian-Bagian Senjata Tradisional Mandau Dan Fungsinya


      1. Bilah Mandau


      Bilah mandau terbuat dari lempengan besi yang ditempa hingga berbentuk pipih-panjang seperti parang dan berujung runcing (menyerupai paruh yang bagian atasnya berlekuk datar). Salah satu sisi mata bilahnya diasah tajam, sedangkan sisi lainnya dibiarkan sedikit tebal dan tumpul. Ada beberapa jenis bahan yang dapat digunakan untuk membuat mandau, yaitu: besi montallat, besi matikei, dan besi baja yang diambil dari per mobil, bilah gergaji mesin, cakram kendaraan, dan lain sebagainya. Konon, mandau yang paling baik mutunya adalah yang dibuat dari batu gunung yang dilebur khusus sehingga besinya sangat kuat dan tajam serta hiasannya diberi sentuhan emas, perak, atau tembaga. Mandau jenis ini hanya dibuat oleh orang-orang tertentu.

      SLIDER
      Bentuk-bentuk bilah Mandau
      Sumber: http://www.indonesiakaya.com

      Bilah mandau yang terbuat dari besi mantikei, berbentuk panjang (sekitar 70 cm), berujung lancip, dengan ukuran lebar yang berbeda antara sisi runcing dan pangkalnya. Salah satu sisi dari bilah mandau tersebut berbentuk tajam (berada di sisi depan), sedangkan sisi punggungnya tumpul. Pada punggung bilah mandau ini terdapat ukiran-ukiran bergerigi yang diperindah dengan tembaga ataupun kuningan. Ukiran-ukiran ini diyakini dapat menjadi penangkal pengaruh-pengaruh jahat yang dapat mengganggu pemilik mandau. Teknik melekatkan bilah mandau dengan ulu/pulang adalah dengan menggunakan getah sambun, kemudian diikat dengan jangang ataupun uei (anyaman rotan).


      2. Gagang (Hulu Mandau)


      Gagang (hulu mandau) terbuat dari tanduk rusa yang diukir menyerupai kepala burung. Seluruh permukaan gagangnya diukir dengan berbagai motif seperti: kepala naga, paruh burung, pilin, dan kait. Pada ujung gagang ada pula yang diberi hiasan berupa bulu binatang atau rambut manusia. Bentuk dan ukiran pada gagang mandau ini dapat membedakan tempat asal mandau dibuat, suku, serta status sosial pemiliknya. Hulu mandau (uluuq manaau) yang berfungsi sebagai tempat genggaman bagi pemakainya bila hendak menggunakan mandau.

      SLIDER

      Corak ukir pada hulu Mandau

      Sumber: Dokumentasi Direktorat Warisan dan Diplomasi Budaya

      SLIDER

      Hulu Mandau yang menyerupai tingang, seekor burung yang dianggap suci oleh suku Dayak

      Sumber: http://www.indonesiakaya.com/

      SLIDER

      Ukiran-ukiran khas Dayak pada Hulu Mandau

      Sumber: http://www.indonesiakaya.com/















      Ukiran mandau adalah ukiran-ukiran yang terdapat pada hulu dan batang mandau (alokng ulung), atau pada batang mandau saja (matatn manaau dan matatn kawit).

      Ulu dibuat dari kayu pilihan (kayu mihing) ataupun tanduk kerbau, lalu diberi hiasan helai-helai rambut dari kepala hasil kayau. Hiasan rambut pada mandau ini dipercaya akan menyatukan roh orang yang telah terbunuh tetap menyatu dengan mandau tersebut. Hiasan rambut pada ulu mandau sekaligus menunjukkan berapa banyak orang yang sudah dikayau dengan mandau itu. Sarungnya terbuat dari kayu yang diberi hiasan manik-manik dan bulu burung. Di bagian sarung mandau tak jarang diselipkan pisau kecil bertangkai panjang (langgei puai). Fungsi dari langgei puai adalah untuk menghaluskan, membersihkan atau menyerut benda-benda tertentu.

    • Bagian-Bagian Senjata Tradisional Mandau Dan Fungsinya(2)


      4. Sarung Mandau


      Sarung mandau (kumpang) biasanya terbuat dari lempengan kayu tipis. Bagian atas dilapisi tulang berbentuk gelang. Bagian tengah dan bawah dililit dengan anyaman rotan sebagai penguat apitan.

      SLIDER
      Kumpang (sarung) Mandau
      Sumber: http://www.indonesiakaya.com/

      Mandau dibungkus oleh pembungkus khusus yang disebut dengan sarung mandau (sarukng manaau). Bagian dalam sarung itu berbentuk seperti mata mandau dan bagian luarnya dibuat sedemikian rupa sehingga sesuai dengan ukuran mandau tersebut. Sarung mandau yang dibuat dari kayu gerungakng diperindah dengan ukiran bermotif pusar. Sarung mandau dilengkapi pula dengan pelepah ukor (sejenis tumbuhan palma) yang dilipat dan dipasang pada pada sarung. Kantung khusus tersebut digunakan untuk tempat pisau yang hulunya dibuat dari kayu ulin dihiasi dengan tanduk kerbau atau rusa. Selain itu, belawit dipasangkan pula pada sarung mandau sebagai alat untuk mengikatkan mandau pada pinggang pemakainya. Belawit terbuat dari anyaman rotan yang dilengkapi dengan alat pengait (kepalakng) dari kayu ukir atau taring babi/harimau yang dihiasi manik-manik.


    • Bagian-Bagian Senjata Tradisional Mandau Dan Fungsinya(3)


      5. Aksesoris dan Pelengkap Mandau


      Sebagai hiasan, biasanya ditempatkan bulu burung baliang, burung tanyaku, manik-manik dan terkadang juga diselipkan jimat. Selain itu, mandau juga dilengkapi dengan sebilah pisau kecil bersarung kulit yang diikat menempel pada sisi sarung dan tali pinggang dari anyaman rotan.

      SLIDER
      Tali Pengait Mandau
      Sumber: http://www.indonesiakaya.com/

      SLIDER
      Pisau ukir yang biasa diselipkan di kumpang (sarung Mandau)
      Sumber: http://www.indonesiakaya.com/

      Mandau Dayak Tunjung memiliki nama-nama khusus yang berbeda satu sama lain, seperti berikut ini:

        1. Mandau (penyebutan secara umum), ditujukan untuk mandau yang dipergunakan sebagai senjata ataupun hiasan bagi kaum laki-laki Dayak Tunjung. Mandau ini bentuknya panjang, berukir sederhana dan memiliki hulu seperti layaknya mandau-mandau yang paling sering dijumpai.
        2. Mandau besi batu yang terbuat dari besi asli yang berasal dari batu gunung. Bentuknya panjang, memiliki bagian batang yang agak lemah sehingga mudah dibengkokkan, ujungnya tidak bergerigi, umumnya tidak dihiasi dengan ukiran dan bagian hulunya terbuat dari tanduk rusa atau kerbau. Lazimnya tidak bisa digunakan untuk memotong kayu, tetapi mampu membelah benda-benda keras, seperti tulang.
        3. Mandau besi batu campuran, biasanya terbuat dari bahan yang campuran batunya lebih banyak daripada batu. Bagian batangnya lebih keras dan besinya tajam terhadap kayu.
        4. Mandau besi biasa, terbuat dari besi tua dan besi muda/baru. Mandau dari bahan besi tua (berpamur) sulit dibuat, karena besi mudah retak/pecah. Sedangkan jika berbahan besi muda lebih mudah dibuat, karena bahannya bisa dipukul lebih keras.
        5. Mandau ba’matatn beneh (mandau berhiasan biasa) adalah mandau yang batangnya dihiasi dengan hiasan dari kuningan, perak dan emas.
        6. Mandau matatn kawit adalah mandau yang dihias dengan ukiran. Ukiran tersebut biasanya dibuat di sepanjang hiasan biasa yang sudah ada bagian batang mandau.
        7. Mandau yang bagian ujung hulunya melengkung (hulu baleng) dan di bagian lengkungan tersebut diukir dengan motif-motif khusus.
        8. Mandau yang ujung hulunya bercabang dua (hulu sangkang), dengan ukiran pada pangkal dan cabang hulu tersebut.

      Meskipun sekilas semua mandau memiliki bentuk yang sama, tetapi apabila dicermati terdapat perbedaan pada lengkungan bilahnya. Sedangkan perbedaan hiasan pada mandau dapat berfungsi sebagai identitas (ciri-ciri) bagi sub-sub suku Dayak yang memiliki mandau tersebut. Dalam kepercayaan masyarakat setempat ambang birang bitang pono ayun kayau harus dirawat dan disimpan dengan baik, karena memiliki kekuatan spiritual yang mampu melindungi pemiliknya.

    • Penggunaan Senjata Tradisional Mandau


      Mandau memiliki berbagai fungsi dalam kehidupan masyarakat suku dayak di Kalimantan. Pada dasarnya terdapat beberapa fungsi mandau bagi masyarakat Dayak Tunjung, yaitu:

      a. Sebagai senjata

      Pada zaman dahulu, mandau digunakan masyarakat dalam peperangan dan juga pengayauan (pemenggalan kepala musuh) saat masih sering terjadi perang antar-suku dan perang melawan penjajahan. Saat ini dikarenakan peperangan dan ngayau sudah jarang terjadi pada masyarakat dayak di Kalimantan sehingga mandau hanya digunakan pada ritual-ritual adat dan juga sebagai hiasan.

      Mandau juga saat ini lebih berfungsi untuk mendukung aktivitas ekonomi keseharian masyarakat Dayak, misalnya untuk memotong hewan buruan, menebang pohon saat pembersihan ladang, menggali umbi-umbian, dll.


      b. Sebagai benda pusaka

      Mandau juga terkandung nilai-nilai tertentu. Mandau mengandung makna magis seperti ritual pada saat pembuatan mandau dan juga mandau yang digunakan pada ritual-ritual adat tertentu. Pada aspek sosial, mandau digunakan oleh masyarakat sebagai alat berburu dan bertani. Sedangkan pada aspek seni dan budaya, mandau merupakan identitas dari masyarakat Dayak di Kalimantan juga mencirikan keberanian, ketelitian dan kesabaran.

      Suku Dayak yang sedang memegang Mandau
      Sumber: http://www.indonesiakaya.com/

      c. Sebagai perhiasan (pelengkap pakaian)

      Mandau pada umumnya dalam sehari-hari dikenakan oleh kaum laki-laki. Mandau yang diikatkan pada bagian pinggang itu digunakan saat menghadiri upacara-upacara adat dan jika bepergian ke luar rumah.

      Penggunaan Mandau sebagai perlengkapan pakaian
      Sumber: Dokumentasi Direktorat Warisan dan Diplomasi Budaya

      d. Sebagai perlengkapan upacara adat.

      Semakin tua umur mandau, maka kesaktiannya pun akan semakin dianggap tinggi. Kekuatan gaib itu dipercaya dapat mendatangkan keberuntungan bagi keluarga dan menjauhkan pengaruh buruk. Mandau juga digunakan sebagai peralatan dalam upacara-upacara adat untuk pemotongan pantan. Pemotongan pantan adalah pemotongan kayu yang melintang.

      Penggunaan Mandau pada upacara adat
      Sumber: Dokumentasi Direktorat Warisan dan Diplomasi Budaya

    • Penggunaan Senjata Tradisional Mandau(2)


      e. Sebagai mas kawin.

      Selain gong dan tempayan, mandau juga dijadikan mas kawin oleh para pemuda Dayak Tunjung yang berkeinginan untuk menikah dengan seorang perempuan. Mandau akan diserahkan pada saat melamar sebagai tanda ikatan.


      f. Sebagai perlengkapan kesenian

      Tarian Tayu Manuk yang berasal dari Kabupaten Tabalong, Kalimantan Selatan menggunakan Mandau sebagai peralatan tari yang mendukung keindahan gerakan tarian ini

      Tari Mandau

      https://www.youtube.com/watch?v=NfLI9cPtJGU

    • Cara Pembuatan Dan Bahan Baku Senjata Tradisional Mandau


      1. Bahan

      Berdasarkan bahan membuat mandau, pada dasarnya mandau Dayak Tunjung dapat dibagi menjadi dua bagian, yaitu mandau yang dibuat dari tempaan besi biasa dan mandau yang dibuat dari besi-batu. Mandau yang berkualitas baik adalah mandau yang terbuat dari besi-batu. Besi-batu tersebut berasal dari batu gunung yang mengandung bahan besi. Batu-batu tersebut lalu dipukul-pukul untuk memisahkan batu dan besinya, sambil membuat aluran pada tanah yang dilapisi dengan daun pisang hutan, kemudian dialiri dengan air sehingga butir-butir besi mengendap dan batu-batu akan hanyut. Butir-butir besi itu lalu dikumpulkan dan dimasak menjadi batang besi lalu ditempa menjadi mandau. Dewasa ini mandau yang terbuat dari besi-batu jarang dijumpai. Bisa dikatakan bahwa kini mandau diproduksi hanya untuk hiasan, bukan lagi sebagai senjata, sehingga tidak memerlukan bahan baku yang sangat khusus.


      2. Peralatan

      Peralatan yang digunakan dalam proses pembuatan Mandau yaitu:

        - Perapian atau tungku pembakaran
        - Bak air untuk penyepuhan.
        - Landasan berupa besi berkepala datar yang ditancapkan pada potongan batang kayu.
        - Palu dalam berbagai ukuran.
        - Penjepit.
        - Betel.
        - Pompa udara bermesin.
        - Gurinda tangan dan gurinda mesin.
        - Ketam baja.
        - Kikir.
        - Gunting pemotong besi panas.
        - Slip mesin atau batu asahan.

      Pembuatan mandau
      Dokumentasi Direktorat Warisan dan Diplomasi Budaya

      3. Proses Pembuatan

          a. Membuat bilah

              Langkah-langkah untuk membuat bilah Mandau yaitu:

      Menyiapkan bahan untuk membuat mandau yang berupa bilah-bilah besi dengan ukuran yang kira-kira sesuai dengan ukuran mandau yang akan dibuat. Kemudian membakar lempengan besi hingga merah menyala, kemudian menempa besi tersebut menurut bentuk yang diinginkan. Lalu memasukkan lempengan besi ke dalam air dingin, lalu membakar dan menempanya kembali. Proses ini dilakukan berulang-ulang. Setelah itu menggurinda mandau dengan gurinda mesin atau gurinda tangan sehingga memperoleh bentuk mandau yang sempurna.

      Menyepuh mandau. Setelah adalah proses menyepuh mandau selanjutnyaengikir bentuk mandau tersebut untuk mendapatkan ketajaman. Lalu mengetam dengan ketam baja untuk menghaluskan mandau dan untuk menghilangkan bekas pukulan dan sepuhan. Kemudian menyelip dengan slip mesin untuk mengkilapkan permukaan mandau. Selanjutnya yaitu mengetok dengan betel baja untuk menera hiasan pada mandau.


          b. Membuat hulu

      Setelah pembuatan bilah selesai, langkah berikutnya adalah membuat hulu atau pegangan mandau. Bahan untuk membuat hulu mandau adalah kayu yang berserat, misalnya kayu jambu biji atau kayu mahar. Detail ukiran pada hulu biasanya langsung dikerjakan tanpa menggambar pola terlebih dahulu. Bilah mandau dipasang pada hulu dengan cara menancapkan pangkalnya pada lubang di dataran hulu. Selanjutnya memberi getah malau pada lubang tersebut di sekeliling besi


          c. Membuat kumpang

      Kumpang dibuat dari kayu pantung. Akan lebih bagus lagi jika dibuat dari kayu mahar. Setelah bahan pembuat kumpang yang berupa bilah-bilah kayu diperoleh, langkah selanjutnya adalah memahat bagian dalam kayu tersebut. Bila kedua bilah kayu tersebut ditangkupkan akan didapatkan rongga pipih panjang sesuai ukuran bilah mandau. Setelah kedua bilah kayu tersebut tertangkup baik dan pas, selanjutnya diikat dengan rajutan dari kulit rotan tiga atau empat bagian. Tahap paling akhir adalah mengukir kumpang dengan ragam hias bentuk binatang seperti buaya atau ular.

      Pembuatan Mandau

      Sumber: https://www.youtube.com/watch?v=RSZL83mgQ9w

  • Penutup

    Nilai-nilai budaya yang terdapat pada senjata tradisional mandau antara lain: keindahan (seni), ketekunan, ketelitian, dan kesabaran. Nilai keindahan tercermin dari bentuk-bentuk mandau yang dibuat sedemikian rupa, sehingga memancarkan keindahan. Sedangkan, nilai ketekunan, ketelitian, dan kesabaran tercermin dari proses pembuatannya yang memerlukan ketekunan, ketelitian, dan kesabaran. Tanpa nilai-nilai tersebut tidak mungkin akan terwujud sebuah mandau yang indah dan sarat makna.

    Manfaat yang diperoleh dari senjata tradisional mandau yaitu melestarikan budaya bangsa sebagai benda pusaka dan sebagai daya tarik pariwisata dalam benda hiasan (souvenir). Adapun upaya-upaya yang perlu dilakukan untuk melestarikan Mandau ini yaitu perlu dilakukan upaya-upaya untuk mengembangkan pembuatan mandau, sehingga mandau ini dapat dikenal oleh generasi mendatang. Upaya ini juga dipandang sebagai pelestarian hasil karya budaya bangsa. Selain itu Mandau dibuat dengan cara yang modern, tetapi tidak menghilangkan unsur keasliannya. Dengan cara ini mandau dapat diproduksi dengan lebih cepat dan dipasarkan secara lebih luas.


  • Daftar Pustaka/Tautan:

      - Formulir Pencatatan Warisan Budaya Takbenda. Balai Pelestarian Sejarah dan Nilai Tradisional (BPSNT) Pontianak
      - Website: http://metroterkini.com/berita-10804-mandau-terbang-suku-dayak-nyata-atau-mitos-.html , diakses 1 Juni 2016
      - Website: http://www.indonesiakaya.com/kanal/detail/daya-magis-mandau-yang-memukau, diakses 1 Juni 2016
      - Website: https://id.wikipedia.org/wiki/Mandau, diakses 1 Juni 2016
      - Website: http://uun-halimah.blogspot.co.id/2008/04/mandau-senjata-tradisional-orang-dayak.html, diakses 1 Juni 2016
      - Website: http://bumikalimantan.com/mandau-senjata-khas-suku-dayak/, diakses 2 Juni 2016
      - Website: http://melayuonline.com/ind/culture/dig/1549/mandau, diakses 2 Juni 2016
      - Drs. Cornellis Riutuh, dkk, 1986, Isi dan Kelengkapan Rumah Tangga Tradisional Daerah Kalimantan Tengah, Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Jakarta
      - Cara membuat Mandau, http://bujangbarai.blogspot.co.id/p/cara-membuat-mandau.html, diakses 30 Agustus 2016